Penyebab patah tulang selangka

Patah tulang selangka, atau fraktur klavikula, adalah cedera yang melibatkan keretakan atau fraktur pada tulang selangka, yang terletak di bagian atas dada dan berfungsi sebagai penghubung antara tulang lengan dan tulang dada. Penyebab patah tulang selangka bisa bervariasi, mulai dari trauma langsung hingga faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko cedera. Berikut adalah beberapa penyebab utama patah tulang selangka:

1. Trauma Langsung

a. Jatuh pada Bahu atau Dada: Jatuh dari ketinggian atau terjatuh ke permukaan keras sering kali menyebabkan patah tulang selangka. Dalam kejadian ini, dampak langsung pada bahu atau dada dapat menyebabkan keretakan pada tulang selangka. Misalnya, terjatuh dari sepeda atau meluncur ke permukaan keras dapat menimbulkan benturan yang cukup kuat untuk menyebabkan fraktur.

b. Benturan Keras: Cedera akibat benturan langsung pada bahu atau dada, seperti yang sering terjadi dalam olahraga kontak atau kecelakaan mobil, dapat menyebabkan patah tulang selangka. Benturan ini menyebabkan tekanan yang cukup besar pada tulang selangka, sehingga memicu keretakan.

2. Cedera Olahraga

a. Kontak atau Benturan dalam Olahraga: Aktivitas olahraga yang melibatkan kontak fisik atau benturan, seperti sepak bola, hoki, rugby, atau tinju, dapat menyebabkan patah tulang selangka. Benturan antara pemain atau jatuh selama permainan dapat menghasilkan trauma yang mengarah pada fraktur.

b. Cedera pada Atlet dan Olahragawan: Olahragawan yang sering terlibat dalam aktivitas fisik intensif atau olahraga ekstrem lebih berisiko mengalami cedera tulang selangka akibat benturan atau tekanan yang tinggi pada bahu.

3. Kecelakaan dan Cedera Kecelakaan

a. Kecelakaan Mobil: Kecelakaan mobil dapat menyebabkan patah tulang selangka akibat benturan langsung pada bagian atas tubuh, baik dari benturan dengan kemudi atau akibat tabrakan.

b. Kecelakaan Sepeda atau Motor: Jatuh dari sepeda atau motor, terutama saat meluncur atau terjatuh dengan keras, dapat menyebabkan fraktur tulang selangka. Pengendara sering kali jatuh dan mendarat dengan posisi bahu yang terkena dampak langsung.

4. Cedera Saat Persalinan

a. Patah pada Bayi saat Persalinan: Patah tulang selangka juga bisa terjadi pada bayi baru lahir saat proses persalinan, terutama jika ada tekanan berlebihan pada bahu bayi saat dilahirkan. Ini sering terjadi jika ada kesulitan dalam proses persalinan atau jika bayi mengalami distosia bahu.

5. Risiko dan Faktor Pendorong

a. Kelemahan Tulang: Kondisi medis tertentu yang melemahkan tulang, seperti osteoporosis atau penyakit tulang lainnya, dapat meningkatkan risiko patah tulang selangka. Tulang yang sudah melemah lebih rentan terhadap fraktur meskipun terkena benturan ringan.

b. Usia: Orang yang lebih tua mungkin memiliki tulang yang lebih rapuh dan berisiko lebih tinggi mengalami patah tulang selangka akibat jatuh atau benturan yang tidak terlalu keras.

c. Aktivitas Harian: Aktivitas sehari-hari yang melibatkan beban berat atau gerakan yang tidak biasa juga bisa meningkatkan risiko patah tulang selangka jika ada kecelakaan atau cedera akibat aktivitas tersebut.